[Cerbung] Mendadak Viral - Eps2 (Terkejut Dua Kali)

Riri yang menganggap video youtubenya viral, terkejut dua kali setelah Santi menghubunginya.
[Cerbung] Mendadak Viral - Eps2 (Terkejut Dua Kali)


Cerita sebelumnya:
Episode 1: "Jalan Ninja".

Episode 2:

Terkejut Dua Kali

Riri yang berencana langsung tidur sepulang dari kos Santi urung. Laman video youtubenya yang memiliki lebih dari satu juta setengah tontonan itu membuatnya gelisah. Komentar di video itu pun terus bertambah.

"San, coba deh kamu lihat videoku diyoutube!" paksa Riri yang menelepon Santi tiba-tiba.

"Kenapa sih malem-malem nelpon orang heboh banget." jawab Santi di ujung telepon dengan suara lesu belum mengerti apa yang sedang dibahas sahabatnya itu.

"Videoku San..." timpal Riri kesal harus kembali menjelaskan kepada Santi.

"Videomu kenapa?" Santi masih belum paham.

"Videoku viral diyoutube!" lagi-lagi Riri sangat antusias memberi tahu Santi.

"Oh.. Bagus deh," Jawab Santi.

"Ihh.. Kamu ini San, dasar kebo."

"Udah besok aja bahasnya, ngantuk banget ini. Besok kerja masuk pagi, Riri..."

"Iya bawel..."

"Ok, bye Santi, met bobo, aku kirim screenshotnya ya."

"Bye... Riri rempong."

Santi yang sudah tidak bisa menahan kedua kelopak matanya itu tidak bersemangat menanggapi Riri yang sangat antusias. Belum lagi harus bangun pagi sekali agar tidak telat masuk kerja. Santi adalah tipe orang yang lama kalau bersiap-siap, dari lima alarm yang setiap lima menit sekali berbunyi, pada bunyi kelima baru ia benar-benar bangkit dari kasurnya. Belum terhitung mandi, dandan, dan perjalanan ke tempat kerjanya, pabrik tempe.

Sedangkan Riri masih saja berkutat dengan ponsel pintarnya, ia membalas komentar-komentar di videonya sembari senyum-senyum sendiri. Hingga matanya tak mampu lagi berbohong, benar-benar mengantuk berat, Riri tertidur dengan ponsel yang masih tergenggam.

***

Lima tahun setelah berdirinya situs berbagi video, youtube, pada tahun 2010 seseorang dengan nama pengguna Starky Aji mengunggah video lipsync dua mahasiswi asal kota Cimahi, jawa barat, mendadak viral. Fenomena keong racun tiba-tiba saja menjadi buah bibir oleh banyak pengguna internet, di buktikan dengan keberadaan video Sinta dan jojo yang menduduki Trending Topic di situs mikroblog twitter selama empat hari. Jojo dan temannya membuat video itu hanya untuk sekedar hiburan semata dan akan di unggah ke Facebook, tapi mengingat ukuran video itu cukup besar, pada akhirnya mereka mengunggahnya ke Youtube.

Tidak banyak yang tahu sebelumnya tentang jejaring berbagi video yang didirikan oleh Jawed Karim dan rekan-rekannya ini, pun kata youtube yang masih agak asing di telinga masyarakat awam. Jawed Karim sendiri selaku salah satu pendiri youtube dan orang pertama yang mengunggah video pertama kali disana pada 23 April 2005, sebuah video berkualitas rendah berdurasi sembilan belas detik Jawed menjelaskan betapa menariknya belalai gajah yang sangat panjang, video itu berjudul Me at the zoo.

Entah baik atau buruk dampak yang ditimbulkan dari viralnya video lipsync Sinta dan Jojo yang menggelitik itu tapi setidaknya kehadiran mereka sangat menarik perhatian para pengguna internet hari ini, bahkan situs berita inggris, The Independent, juga turut memberitakan fenomena Keong Racun ini. Meskipun seorang sosiolog, Musni Umar, berpendapat bahwa remaja sudah semakin apatis terhadap kondisi di masyarakat, tak punya arah menghadapi masa depannya, dan bukti bahwa budaya kosumerisme yang kian meningkat dari viralnya video tersebut.

Riri hanyalah seorang penganggur yang tengah mencari jalan keluar bagaimana membayar tagihan sewa kos bulan depan, untuk peduli terhadap lingkungan manalah terpikirkan, ia semata-mata menghibur diri di sela kejenuhan. Pencarian lowongan kerja di grup facebook tidak sengaja membawanya ke sebuah laman youtube, lalu mengikuti insting bawah sadarnya ketika melihat hal baru didepan mata. Mungkin sang sosiolog itu benar, Riri bisa jadi tak punya arah menghadapi masa depannya, alih-alih mengikuti kata orangtuanya agar tetap di 'jalur aman', ia malah resign dari pabrik tempe dan memilih hidup dalam kesulitan yang dibuatnya sendiri. Begitulah, Riri si pembangkang tak mau mengikuti aturan dan suka dengan hal-hal baru dan menantang.

Matahari sudah nyaris diatas ubun-ubun, setengah hari hampir terlewat tapi Riri belum juga bangkit dari tidurnya. Tidak ada lagi alarm yang biasanya membangunkan seperti saat masih bekerja. Baju-baju di kamar kos itu pun sudah tak lagi pada tempatnya, pakaian kotor, sisa bungkus mi instan, potongan koran-koran halaman lowongan kerja, berserakan memenuhi setiap sudut-sudut kamar sewa yang sudah mendekati tanggal tagihan itu. Ketidakpeduliannya sudah melebihi batas wajar, untung saja gadis berperawakan semampai itu tidak terjerumus ke narkoba, menginggat sudah cukup frustasi dengan keputusan tanpa pikir panjangnya.

Sayup-sayup suara dering ponsel mengusik telinga Riri yang tengah tidur. Dibuka matanya dengan penuh perjuangan, tangannya meraba-raba mencari sumber suara. Diraihnya ponsel yang ternyata bersembunyi dibalik bantal, sebuah misteri yang sering terjadi, bangun mendapati ponsel berada ditempat yang tak terpikirkan. Rupanya dering tadi adalah telepon dari sang ibu di kampung, sontak saja nyawa yang tadi belum genap terkumpul menjadi sadar sepenuhnya.

"Assalamuallaikum, Bu.."

"Waalaikumsallam, nak, kamu lagi istirahat makan siang ya?"

Riri seketika saja menoleh ke arah jam dinding di kamarnya, "Eh, i iya Bu." Riri terbata-bata menjawab pertanyaan. Jantungnya berdegup tak karuan, ia sadar sedang berbohong. Kebiasaan ibunya yang menghubunginya saat istirahat jam makan siang akan menjadi petaka jika tahu anak perempuan yang ia banggakan itu sudah menjadi pengangguran.

"Apa kabar disana Bu?" Riri berusaha bersikap seolah tidak ada apa-apa.

"Alhamdulillah Ri, sehat semua, kamu bagaimana nak?"

"Apanya Bu?"

"Kabarmu Riri.."

"Eh, ba baik bu, ada apa bu?

"Ndak ada apa-apa, ibu hanya ingin tahu kabarmu saja. Akhir-akhir ini perasaan ibu ndak enak kepikiran kamu terus disana, kamu baik-baik disana ya nak, ibu ndak mau kamu kenapa-kenapa. Ibu ndak nuntut kamu macem-macem, kalau ada rejeki cuti akhir tahun nanti pulanglah ke kampung, ibu kangen nak."

Riri hanya terdiam, tatapannya kosong, perasaan yang berkecamuk tidak tahu apa yang harus ia katakan kepada ibunya.

"Halo?, dengar Ri?"

"Eh, i iya Bu. Aku dengerin kok, sambil makan."

"Kamu makan apa?"

"Makan nasi Bu, masa makan pasir."

"Ah kamu ini, ibu kira kamu makan hati."

"Buu..." Riri berharap ibunya tidak melanjutkan humor kunonya itu.

"Siapa lelakimu sekarang?" Tanya ibu menggoda.

"Udah bu, ngelantur gitu ngomongnya." Jawab Riri mengelak.

"Ya sudah, kamu jaga diri di kota orang, jangan sampai terjerumus ke hal-hal yang negatif. nanti kalau kangen ibu hubungi kamu lagi, Assalamuallaikum.."

"Iya bu, Waalaikumsallam." Riri menutup ponselnya dan menarik napas lega.

Andaikan nasibnya seperti Jawed dan kedua temannya yang resign dari paypal kemudian membuat youtube, Riri pasti dengan bangga tanpa rasa malu dan tidak perlu berbohong kepada ibunya jika ia baru saja hengkang dari pabrik tempe. Minim pengalaman dan ilmu membuat langkah terasa berat untuk meraih jenjang karir yang lebih tinggi.

Tengah asik pikirannya berandai-andai menatap langit-langit kamar kosnya ponsel Riri kembali berdering. Kali ini tertulis nama Santi di layar ponsel pintarnya, sahabatnya yang masih bekerja di pabrik tempe.

"Ya, halo San?"

"Hei, hei, hei... Lihat siapa yang videonya lagi viral?" Tanya Santi menggoda sengaja membuat Riri penansaran.

"Siapa? Sinta dan Jojo?"

"Aduh, pura-pura nggak tahu lagi nih bocah."

"Loh, iya kan? Aku beneran nggak tahu, Santi.."

"Semalam yang nelpon aku tengah malam bilang videonya viral siapa, kamu kan?"

"Iya, tapi kan.."

"Halah nggak usah pake tapi-tapi, ini lho video kamu banyak di share orang di facebook." Santi memotong.

"Kamu serius San?"

~ B E R S A M B U N G ~